Sifat Air

20/01/2011 13:38

Seorang anak tampak berlari kecil di tepian sungai. Ia melangkah dari bebatuan satu ke bebatuan lain ditepian sungai. Rasa penasarannya muncul saat dia akan mencuci tangannya yang kotor disungai tersebut dengan mencari sumber air yang bersih.

Sayangnya, karena longsoran tanah tepian sungai, mata air tampak tidak lagi jernih. Warnanya agak kecoklatan. “Ih, kok tidak jernih,” ujar anak tersebut sambil mencari aliran mata air ke arah aliran sungai.

Ia terus menelusuri aliran sungai yang berada lebih bawah dari lokasi mata air. Sayangnya, kian ke bawah, semua anak mata air yang ia temui berwarna sama: coklat keruh. Dan kian kebawah, warnanya lebih keruh lagi.

Kecewa dengan apa yang ia temukan, sang anak  pun berlari meninggalkan sungai menuju rumahnya.

”Kamu sudah mencuci tangan , Nak?” tanya sang ibu ketika mendapati anaknya sudah berada di dekatnya.

”Belum, Bu,” ucap sang anak tampak kesal.

”Kenapa? tadi kamu pamit dengan ibu akan mencuci tanganmu yang kotor disungai, sergah sang ibu kemudian.

”Airnya keruh, Bu. Dan semua anak mata air yang berada di bawahnya pun sama, bahkan lebih keruh lagi,” ungkap sang anak  tidak mampu lagi menahan kekecewaannya.

Sang Ibu pun menghampiri anaknya lebih dekat lagi. ”Anakku, kamu dapat pelajaran baru dari keruhnya mata air,” ucap sang ibu tiba-tiba.

”Maksud ibu?” tanya sang anak  begitu penasaran.

”Anakku, kalau mata air yang berada di bagian atas sungai keruh, semua aliran anak mata air di bawahnya akan lebih keruh lagi. Begitulah alam mengajarkan kita,” jelas sang ibu  diiringi anggukan anaknya.

**

Ada dahaga yang begitu terasa di kehidupan di negeri ini yang  kian jauh dari kepuasan ruhiyah. Orang menjadi begitu jatuh cinta dengan dunia materi, dan tidak lagi perduli dengan orang-orang di sekitarnya.

Pada dahaga itu, orang pun merindukan sumber mata air ruhani nan jernih yang bisa memuaskan rasa haus mereka. Namun, ketika mata air yang berada di atas mulai keruh karena longsoran butiran tanah tepian sungai kehidupan, jangan kecewa ketika anak-anak mata air di bawahnya ditemukan jauh lebih keruh lagi.

  Karena begitulah, Allah mengajarkan kita melalui alam ini. Jika seorang leader sudah tidak memeiliki kejernihan makan banyak staff pun akan merasakan  kondisi   yang sama