Diskusi tentang Hati

26/03/2015 11:04

Mengajar merupakan rutinitas saya, disaaat selesai jam mengajar saya didatangi seorang mahasiswa bernama dimas yang sepertinya sedang dirundung masalah. Tanpa membuang waktu sang mahasiswa langsung menceritakan semua masalahnya.

Saya pun hanya mendengarkan dengan seksama, setelah dimas selesai menceritakan seluruh permasalahannya, lalu saya mengajaknya pergi ke kantin kampus dan diskusi pun berlanjut sambil saya meminta  segenggam garam ke ibu kantin dan meminta  dimas untuk mengambil segelas air mineral dan menaburkan garam itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan.

“Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya,” .

“Asin, asin sekali,“ jawabnya sambil meludah ke samping.

Saya pun  tersenyum, lalu saya meraih ember penampung air disamping kantin, dan saya  menaburkan garam ke ember tersebut, dan  mengaduknya.

“Coba ambil air dari ember ini dan minumlah,”.

Saat dimas mereguk air itu,  saya kembali bertanya lagi kepadanya, “Bagaimana rasanya?”

“Tidak asin“, sahut  si mahasiswa.

saya pun tersenyaum sambil berkata:

“Wahai mahasiswaku, dengarkan baik-baik. Problem dalam kehidupan, adalah layaknya segenggam garam ini. Semuanya sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Bahagia dan sengsara itu mengikuti perasaan tempat kita meletakkannya. Hatimu harus lapang dan  bersih jika kamu ingin hidup damai dan bahagia dalam kondisi apapun.”

Karena Dada dan hatimu adalah wadah itu, tempat kamu menampung segalanya. Jangan jadikan hatimu seperti gelas, buatlah tempat menampung yang besar  yang mampu menampung setiap permasalahan dalam kehidupan ini, dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian.”

“Wahai Mahasiswaku, jika ingin dadamu lapang dan hatimu bersih, kamu harus selalu dekat kepada pemiliknya yang mengusainya, dengan cara selalu taat dan patuh kepadaNya. Dia adalah Robbmu, penciptamu, pemilikmu dan pengatur semua tentang dirimu. Bacalah kitabNya, Al-Qur’an dan hiduplah sesuai dengan petunjukNya. Semoga engkau selamat, sukses dan bahagia wahai muridku, barokallah fiik“.

Allah berfirman:

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ

“Ini (Al-Qur’an) adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” [QS: Shood [38]: 29]

Berkata sebagian ahli tafsir:

“Kami menyibukkan diri kami dengan membaca, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an maka kamipun diliputi oleh keberkahan dan berbagai kebaikan.”*

-.Mas ish